Banner 728x90px

Kamis, 07 Oktober 2021

ARTIKEL


 

FILSAFAT DALAM DUNIA PENDIDIKAN

 

Kumara Mahmud Pratama S.S., S.Pd.

 

Filsafat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena sejarah filsafat erat kaitannya dengan sejarah manusia pada masa lampau. Filsafat yang dijadikan sebagai pandangan hidup, erat kaitannya dnegan nilai-nilai tentang manusia yang dianggap benar sebagai pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa untuk mewujudkannya yang terkandung dalam filsafat tersebut. Oleh karena itu suatu filsafat yang diyakini oleh suatu masyarakat atau bangsa akan berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat dan bangsa tersebut.

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Pendidikan adalah proses yang terjadi di dalam masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah,perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga lain), yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi.

Filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat umum. Dalam arti bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan kasakter filsafat. Masalah-masalah pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum, seperti :

1.       Hakikat kehidupan yang baik, karena pendidikan akan berusaha untuk mencapainya.

2.       Hakikat manusia, karena manusia merupakan makhluk yang menerima pendidikan.

3.       Hakikat masyarakat, karena pendidikan pada dasamya merupakan suatu proses sosial.

4.       Hakikat realitas akhir, karena semua pengetahuan akan berusaha untuk mencapainya.

Filsafat pendidikan ini sebagai usaha untuk mengenalkan filsafat pendidikan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan itu. Adapun filsafat pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan berusaha mengungkap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Agar pendidikan mempunyai arti jelas, karena pendidikan sangat pesar peranannya dalam membina kemajuan suatu bangsa sesuai dengan filsafat yang diyakini. Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan yang merupakan kumpulan dari prinsip yang membimbing tindakan profesional seseorang.

Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan.

 Filsafat pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah pendidikan secara mendalam, sistematis dan menyeluruh. Baik yang menyangkut asas tujuannya maupun mengenai masalah-masalah yang menyangkut dengan kurikulum, metode, alat, faktor pendidikan dan usaha mengintegrasikan semua ilmu pengetahuan yang menjadi dasar pembantu serta cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya.

 

1.       Ruang Lingkup

Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani, yaitu Philosophia dan philosophos. Menurut bentuk kata, seorang philosophos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Pendapat lain mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah "cinta akan kebenaran", yang berasal dari bahasa Yunani philos (cinta) dan shopia (kebenaran). Ada juga yang berpendapat bahwa, kata falsafah berasal dari bahasa Yunani Kuno, apabila diterjemahkan secara bebas berarti "cinta akan hikmah". Dengan demikian falsafat itu sendiri bukanlah hikmah, tetapi filsafat adalah cinta terhadap hikmah dan selalu berusaha untuk mendapatkan hikmah. Oleh karena itu, seorang filosof atau orang yang mencintai hikmah akan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian kepadanya dan menciptakan sikap yang positif terhadapnya. Di samping itu, dalam mencari hakekat sesuatu, akan berusaha menentukan sebab akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman­-pengalaman manusia.

Sesuai dengan ruang lingkup filsafat umum, pembahasan filsafat pendidikan pun dibagi menjadi beberapa bidang penelitian filsafat, yaitu bidang metafisika (ontologi), bidang epistemologi dan bidang aksiologi.

 

1)      Metafisika (Ontologi)

Bidang ontologi ini bertugas mencari hakekat segala sesuatu yang dihadapi, terutama tentang Sang Maha Pencipta, makhluk dan alam semesta.

Dalam upaya mencari hakekat sesuatu ini, lahirlah ilmu penge­tahuan di bidang keagamaan atau ketuhanan, yang berhubungan dengan masalah "apa'. Di dalam agama Islam terdapat Ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam, dasamya adalah akidah Islamiyah. Upaya mencari hakekat kebenaran yang didasari akidah dapat menu.nj ang keteguhan iman dan menuju kepada ketakwaan.

Dasar-dasar pembahasan metafisika meliputi Khalik, yaitu Allah Sang Maha Pencipta, yang menciptakan alam beserta isinya. Kemudian mencari hakekat manusia sebagai makhluk Allah yang dibebani kewajiban di dalam hidup yang bermakna dan bermanfaat. Sebagai bahan dan alat untuk kehidupan telah disediakan oleh Allah serba lengkap. Selanjutnya, metafisika ini membahas pula tentanghakekat alam semesta, sebagai bahan dan alai yang dikaruniakan oleh Allah kepada manusia, untuk bekal dunia maupun akhirat. Agar semua ini bermanfaat, maka manusia berkewajiban untuk mengolahnya.

 

2)        Epistemologi

Bidang ini mempelajari tentang hakekat ilmu pengetahuan, sekaligus memahami pengertiannya, bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia akan memperoleh kemajuan dan peningkatan kesejahteraan hidup, baik lahir maupun batin. Dalam hal ini diyakini bahwa Allah telah mendidik manusia tentang apa-apa yang telah diketahuinya. Juga Al Qur'an telah mengajaskan kepada umat manusia untuk berpikir, menggunakan akal sesuai dengan fungsinya, untuk mencapai pengetahuan yang benar. Dalam hal ini, mencari ilmu tersebut wajib hukumnya bagi umat Islam. Manusia diberi kemampuan untuk berpikir dan menilai sesuatu berdasarkan ilmu yang dimilikinya dari hasil penggunaan akal pikiran. Dengan demikian ilmu akan berfungsi untuk :

a)       Mengetahui kebenaran dengan menggunakan dasar wahyu atau ilmu pengetahuan, atau kedua-duanya.

b)      Menjelaskan ajaran dan aqidah Islamiyah.

c)       Menguasai alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.

d)      Meningkatkan kebudayaan dan peradaban Islamiyah.

   

       

3)           Aksiologi

Dalam filsafat, aksiolagi berhubungan dengan keilmuan. Ilmu pengetahuan yang diperoleh harus memiliki nilai, dan nilai itu harus berasaskan keagamaan, karena ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh seseorang akan mempengaruhi watak dan sikap tingkah laku terhadap yang menguasainya. Hal ini  berhubungan erat dengan masalah etika yang ada disekitar kita.

 

 

2.       Sasaran Filsafat Pendidikan

1)           Tujuan Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan. Karena bersifat filosofis, maka hakekatnya adalah penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan. Sasaran utamanya adalah tujuan pendidikan, sebagai jawiban dari pertanyaan "Untuk apa sekolah ini diadakan dan ke arah mana pendidikan ini akan dibawa". Untuk menentukan tujuan pendi­dikan itu, filsafat mengadakan tinjauan yang luas dan mendalam mengenai realita, dikupaslah pandangan tentang dunia dan pandangan hidup manusia. Akhimya konsep-konsep dari semua itu dijadikan landasan penyusunan konsep tujuan pendidikan. Kemudian, dikupas pula mengenai pengalaman pendidik dalam mengembangkan dan menumbuhkan anak yang berhubungan dengan realita. Semua ini akan dipakai sebagai bahan pertim­bangan dalam mengembangkan diri. Di samping itu dikaji pula pandangan mengenai hakekat Khalik, makhluk, alam semesta, pengetahuan dan nilai-nilai. Semuanya dipadukan dalam menentukan kurikulum.

 

2)        Metode

Apabila tujuan telah dirumuskan sesuai dengan tujuan filsafat yang dianut, langkah selanjutnya adalah mengupas ten­tang cara-cara menerapkan aspek-aspek pendidikan yang terkan­dung dalam tujuan pendidikan. Filsafat akan mengadakan pem­bahasan tentang aku (ego) dan tujuan, lalu dibahas pula metode apa yang tepat bagi pribadi yang bersangkutan. Misalnya, berdasarkan ilmu jiwa kepribadian, aliran monisme faham Mate­rialisme menganggap bahwa manusia adalah makhluk reaksi, pola reaksinya disampaikan sebagai stimulus response. Untuk mening­katkan efektivitas tingkah laku manusia hanya dibutuhkan pengalaman atau latihan (drill). Sedangkan menurut aliran monisme faham Idealisme memandang bahwa manusia itu asas primemya adalah jiwa, karena jasmani tanpa jiwa tidak akan berdaya. Maka pendidikan harus dilaksanakan berdasarkan kodrat dan kebutuhan asas roldaani, untuk membina rasio, perasaan, kemauan dan spirit manusia.

Dari kedua faham tersebut bisa melahirkan beberapa metode yang bisa digunakan dalam proses pendidikan, misalnya metode latihan, metode penugasan, metode ceramah dan sebagainya. Jadi memilih metode pun harus mengacu kepada tujuanberdasarkan kajian filsafat.

 

 

3)        Alat Pendidikan

Yang dimaksud dengn alat pendidikan ialah segala sesuatu apa yang dipergunakan dalam usaha mencapai pendidikan. Pendidikan pun merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan fungsinya, alat-alat pendidikan dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu :

Ø  Alat sebagai perlengkapan.

Ø  Alat sebagai pembantu dalam mempermudah usaha pencapaian tujuan.

Ø  Alat sebagai tujuan.

Dalam memikirkan alat-alat yang akan dipakai dalam pendidikan, fungsi setiap alat sebaiknya diperhitungkan. Antara lain, kematangan anak-anak untuk menerima pendidikan itu, ruangan untuk mentrasfer ilmu serta waktu yang digunakan.

Berdasarkan taraf-taraf perkembangan anak, alat-alat pendidikan terbagi atas :

Ø  Alat-alat yang memberi perlengkapan berupa kecakapan berbuat dan pengetahuan hapalan. Alat ini dapat disebut sebagai alat pembiasaan.

Ø  Alat-alat untuk memberi pengertian, membentuk sikap, minat dan cara-cara berpikir.

Ø  Alat-alat yang membawa ke arah keheningan batin, kepercayaan dan penyerahan diri kepada Tuhan.

Selain pembagian tersebut, alat-alat pendidikan dapat pula dibedakan atas :

Ø  Alat-alat langsung, yaitu alat-alat yang bersifat menganjurkan sej alan dengan maksud usaha.

Ø  Alat-alat tidak langsung; yaitu alat-alat yang bersifat pence­gahan dan pembasmian hal-hal yang bertentangan dengan maksud usaha.

Alat-alat langsung disebut juga alat positif, misalnya segala jenis anjuran, perintah, keharusan. Sedangkan alat-alat tidak langsung disebut alat negatif, misalnya larangan-larangan, peringatan-­peringatan dan sejenisnya dengan segala akibatnya,. Pembagian yang lain adalah terdidik dan pendidik. Disamping ketiga hal tersebut, yang termasuk sasaran Filsafat Pendidikan adalah faktor-faktor pendidikan, dan usaha-usaha mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang mendukung usaha pendidikan.

               Filsafat pendidikan tidak akan terlepas dari kajian Ilmu Filsafat. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan (Kneller, 1971). Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Uyoh Sadulloh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Alfabeta CV. Bandung. 2008

 

HA Yunus. Filsafat Pendidikan CV. Citra Sarana Grafika. Bandung. 1999

 

Radja Mudya Hardjo. Filsafat Ilmu Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2004

 

Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang, 1979

 

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

 

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1991

 

M. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, 1988

 

Dr. H. Jalaluddin , Dr. Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, cet. IV

 

Irvan Jaya Musrida Batosai, Dasar, Tujuan, Dan Peranan Filsafat diakses dari Https://Van88.Wordpress.Com/Dasar-Tujuan-Dan-Peranan-Filsafat/

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DarulHikmah

Sebagai salah satu pusat pendidikan di sekolah, sebuah perpustakaan haruslah dapat memenuhi kriteria standar agar tercapai suatu kelayakan dalam menjalankan fungsinya. Oleh karena itu,dibutuhkan perhatian khusus dari semua lini terutama kepala sekolah agar dapat berkembang sejalan dengan visi misi yang dicanangkan. Dalam era globalisasi, pemanfaatan teknologi sangatlah penting, pun dapat diterapkan dalam mengembangkan perpustakaan ini dari segi pelayanan dan informasi.




Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *